Rembug Sedulur Sikep 2024, Menjaga Warisan Leluhur di Ploso Kediren Blora

Rembug Sedulur Sikep 2024 digelar di Ploso Kediren, Blora, pada 10 Juli 2024, dihadiri oleh 400 penganut Sedulur Sikep dari enam kabupaten

Blora,– Sebanyak 400 penganut Sedulur Sikep dari enam kabupaten berkumpul dalam acara Rembug Sedulur Sikep yang bertema "Ngukuhi Wonge, Nutugno Babadane" di Pendopo Pengayoman, Ploso Kediren, Randublatung, Kamis (11/07/2024). Acara ini menjadi ajang penting bagi komunitas Sedulur Sikep untuk berdialog dan mempertahankan ajaran leluhur mereka.

Peserta dan Kehadiran Pejabat

Para peserta datang dari berbagai daerah termasuk Blora, Kudus, Pati, Rembang, Purwodadi, dan Bojonegoro. Acara ini dihadiri oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek RI, Sjamsul Hadi, Bupati Blora Arief Rohman, Pj Bupati Kudus H. Muhamad Hasan Chabibie, Pj Bupati Pati H. Henggar Budi Anggoro, serta perwakilan dari Bupati Grobogan dan Bojonegoro. Kehadiran para pejabat ini menunjukkan dukungan dan jaminan negara atas keberadaan dan praktik spiritual komunitas Samin.

Rembug Sedulur Sikep 2024 menegaskan komitmen pemerintah untuk mendukung komunitas Sedulur Sikep dalam mempertahankan ajaran dan kearifan lokal mereka

Komitmen Pemerintah

Sjamsul Hadi dalam sambutannya menyatakan bahwa acara Rembug Sedulur Sikep adalah wujud komitmen pemerintah untuk hadir dan mendukung komunitas adat. "Sedulur Sikep memiliki kearifan lokal yang perlu mendapat perhatian. Ini juga dalam rangka pemajuan kebudayaan. Direktorat KMA berupaya menyatukan Sedulur Sikep yang tersebar di berbagai daerah," ujarnya.

Pembukaan Resmi dan Simbolis

Acara dibuka secara resmi dengan penyerahan cinderamata berupa ikat kepala (udeng) dari Sedulur Sikep yang bertuliskan "Ibu bumi sing maringi, ibu bumi ojo dilarani" (Ibu bumi yang memberi, ibu bumi jangan disakiti). Bupati Blora, Arief Rohman, dalam kesempatan tersebut menyatakan apresiasinya terhadap terselenggaranya acara ini dan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung komunitas Sedulur Sikep.

Dukungan dari Berbagai Daerah

Perwakilan dari berbagai kabupaten juga menyatakan komitmen serupa. Mereka mengakui nilai-nilai Sedulur Sikep dan berharap agar rembug ini dapat mengumpulkan wilayah-wilayah lain. Perwakilan dari Kabupaten Grobogan menyampaikan, "Kami memberikan apresiasi dan semoga rembug ini bisa mengumpulkan wilayah lainnya. Masyarakat Grobogan titip salam agar Sedulur Sikep tetap mempertahankan nilai budaya dan mempromosikan Blora sebagai cikal bakal Sedulur Sikep."

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek RI, Sjamsul Hadi, Bupati Blora Arief Rohman, Pj Bupati Kudus H. Muhamad Hasan Chabibie, Pj Bupati Pati H. Henggar Budi Anggoro

Diskusi dan Tindak Lanjut

Dalam forum ini, Sedulur Sikep memaparkan beberapa persoalan terkait administrasi kependudukan, pencatatan perkawinan, dan tata cara pelaksanaan upacara kematian. Hal ini langsung direspons oleh perwakilan pemerintah daerah dengan komitmen untuk segera menindaklanjuti.

Sejarah dan Tatanan Sedulur Sikep

Rembug ini dipimpin oleh Mbah Parwadi dan menjadi forum dialog untuk membahas sejarah dan tatanan laku Sedulur Sikep. Gunretno, salah satu tokoh masyarakat adat Sedulur Sikep, menyebutkan bahwa silaturahmi ini penting untuk menjelaskan bahwa Sedulur Sikep tersebar di berbagai titik dan penting untuk mempertahankan petilasan Mbah Samin Surosentiko.

Piagam Ploso Kediren yang dihasilkan dari acara ini mengandung tiga poin utama, termasuk komitmen pemerintah untuk menjaga kebebasan dan memberikan pelayanan kepada komunitas Sedulur Sikep

Piagam Ploso Kediren

Acara ini menghasilkan Piagam Ploso Kediren yang ditandatangani oleh Direktur KMA Sjamsul Hadi, Bupati Blora Arief Rohman, Pj Bupati Kudus Muhamad Hasan Chabibie, dan Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro. Piagam tersebut mengandung tiga poin komitmen utama:

  1. Sedulur Sikep adalah komunitas adat yang diikat oleh ajaran Sikep dengan muatan kearifan lokal yang harus tetap dijaga dan dipertahankan.
  2. Kebebasan Sedulur Sikep untuk menjalankan ajaran dan tatanannya harus tetap dijaga sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.
  3. Pemerintah akan memperkuat pemahaman terhadap ajaran Sedulur Sikep untuk mengatasi stigma negatif dan memberikan pelayanan sepenuhnya.

Penutupan dan Prosesi Mapag Mbah Samin

Rembug Sedulur Sikep berakhir pada pukul 17.30 WIB dan dilanjutkan dengan prosesi Mapag Mbah Samin berupa Kirab Cemani pada pukul 21.00 WIB.