Relawan Eco Enzyme Nusantara Dari Alam Kembali Ke Alam

Pembuatan cairan Eco Enzyme Nusantara dilakukan sebagai bagian dari persiapan untuk program nasional menyambut HUT ke-5 Eco Enzyme Nusantara pada Oktober 2024

Berita Blora,- Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Ir. Samgautama Karnajaya, MT, memberikan apresiasi tinggi kepada relawan yang terus bersemangat dalam membuat cairan Eco Enzyme ramah lingkungan. "Kami memberikan apresiasi positif atas kiprah yang telah dilakukan oleh para relawan Eco Enzyme Nusantara Blora," ujar Samgautama Karnajaya saat memonitor pembuatan cairan Eco Enzyme di ruang terbuka dinas setempat, Jumat (26/7/2024).

Pembuatan Eco Enzyme: Kerjasama dan Konsistensi

Pembuatan cairan Eco Enzyme bukan kali ini saja dilakukan. Sebelumnya, program serupa telah dilaksanakan pada tahun 2023 bekerja sama dengan SMPN 6 Blora, SD Katolik Krida Dharma, dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora. "Semoga langkah cerdas dan memberi nilai manfaat bagi kehidupan manusia yang dilaksanakan oleh para relawan Eco Enzyme Nusantara Blora mampu memberi motivasi dan inspirasi bagi masyarakat khususnya di Blora," ungkap Samgautama.

Partisipasi dalam Program Nasional Menyambut HUT ke-5 Eco Enzyme Nusantara

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) DPUPR Blora, Pipit Windri Aryati, menjelaskan bahwa relawan Eco Enzyme Nusantara Kabupaten Blora, yang dipimpin oleh beberapa relawan terlatih, membuat cairan ramah lingkungan ini sebagai persiapan dan upaya partisipasi dalam program nasional untuk menyambut HUT ke-5 Eco Enzyme Nusantara pada Oktober 2024. "Pembuatan Eco Enzyme dilakukan Selasa, 23 Juli 2024 dan Jumat, 26 Juli 2024 masing-masing sebanyak 100 liter," jelas Pipit.

Dengan tema Berbagi untuk Bumi, relawan berusaha menyelamatkan sampah organik dan mengembalikan hasil fermentasi Eco Enzyme ke alam, khususnya sungai Grojogan di Blora

Tema dan Tujuan: "Berbagi untuk Bumi"

Dengan tema "Berbagi untuk Bumi," gerakan serentak ini bertujuan untuk menyelamatkan sampah organik. "Setiap wilayah membuat Eco Enzyme 100 liter sehingga seluruh Nusantara mencapai 20 ton Eco Enzyme untuk bumi Indonesia," tandas Pipit.

Bahan dan Proses Pembuatan Eco Enzyme

Untuk pembuatan Eco Enzyme, relawan telah mengumpulkan 60 kg sampah organik seperti kulit pisang, kulit semangka, kulit melon, kulit jeruk, kulit nanas, kulit buah naga, bunga kenanga, dan pandan. Hasil dari proses fermentasi ini, berupa 200 liter Eco Enzyme, akan dikembalikan ke alam dengan dituangkan ke sungai Grojogan yang membelah tengah kota Blora. "Saat ini air sungai keruh dan berbau. Dengan adanya gerakan penuangan Eco Enzyme, sangat diharapkan airnya kembali jernih dan banyak ikannya," tutur Pipit.

Komitmen terhadap Kelestarian Lingkungan

Sebagai warga masyarakat, Pipit merasa terpanggil dan ikut bertanggung jawab atas kelestarian lingkungan. "Dengan membuat Eco Enzyme yang dibagikan ke masyarakat dan dituangkan ke sungai, kita telah belajar berbagi dan ikut andil menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama dan untuk anak cucu serta memberi kontribusi positif bagi kelestarian lingkungan hidup," tuturnya.

Apa itu Eco Enzyme?

Eco Enzyme, atau juga dikenal sebagai ramuan 3M (3M Magic), adalah cairan hasil fermentasi dari campuran buah-buahan, sayuran, dan gula yang diolah secara alami. Proses fermentasi ini melibatkan mikroorganisme seperti bakteri asam laktat dan ragi.