SILAT Blora, Sistem Penanganan Anak Tidak Sekolah yang Terintegrasi

SILAT mengidentifikasi ATS dalam tiga kategori dan melibatkan berbagai stakeholder. Kunjungan studi tiru dari Kabupaten Grobogan juga dilakukan untuk berbagi pengalaman dalam penanganan ATS terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
SILAT mengidentifikasi ATS dalam tiga kategori dan melibatkan berbagai stakeholder. Kunjungan studi tiru dari Kabupaten Grobogan juga dilakukan untuk berbagi pengalaman dalam penanganan ATS terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). (Dok Pemkab Blora)

Blora,- Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, S.Pd.,M.Si, Kamis (18/04/2024), di aula Disdik, menjelaskan tentang Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (SILAT), sebuah sistem yang diterapkan untuk penanganan anak tidak sekolah (ATS) di wilayah Kabupaten Blora. Menurutnya, SILAT Blora melibatkan berbagai stakeholder yang terlibat dalam tim penanganan ATS.

Identifikasi Anak Tidak Sekolah

Sunaryo menjelaskan bahwa SILAT memulai penanganan ATS dengan pengumpulan data melalui identifikasi. Sistem ini membagi ATS ke dalam tiga kategori, yaitu anak yang DO/putus sekolah, anak yang lulus tetapi tidak melanjutkan, dan anak yang belum pernah sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, menjelaskan tentang Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (SILAT) yang digunakan untuk menangani anak tidak sekolah di wilayah Blora.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Sunaryo, menjelaskan tentang Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah (SILAT) yang digunakan untuk menangani anak tidak sekolah di wilayah Blora. (Dok Pemkab Blora)

Kunjungan Studi Tiru dari Kabupaten Grobogan

Kunjungan studi tiru dari Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan juga menjadi bagian dari pembelajaran implementasi SILAT. Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan, Anang Armunanto, S.Sos.,M.Si, menyampaikan tujuan kunjungan tersebut dalam rangka berbagi pengalaman terkait penanganan ATS terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kolaborasi antarwilayah diharapkan dapat memperkuat pengembangan sistem pendidikan.
Kolaborasi antarwilayah diharapkan dapat memperkuat pengembangan sistem pendidikan. (Dok Pemkab Blora)

Kolaborasi dalam Pengembangan

Sekda Kabupaten Grobogan menyampaikan niat dan tujuan kunjungan mereka untuk memperoleh referensi terkait penanganan anak tidak sekolah (ATS), terutama dalam meningkatkan IPM. Kolaborasi dan diskusi antarwilayah diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik dalam pengembangan sistem pendidikan.