Dugaan Kasus Proyek Terminal Cepu, Diduga Kurang Transparan, Abaikan Keselamatan Kerja

Tampak Depan Pembangunan Terminal Cepu pertengahan Mei 2024
Tampak Depan Pembangunan Terminal Cepu pertengahan Mei 2024

Cepu,- Proyek pembangunan fisik Terminal Cepu, diperkirakan mendekati tahap penyelesaian. Namun, kekhawatiran muncul karena kurangnya transparansi terkait pelaksanaan proyek ini. Lembaga publik, dalam hal ini LSM Laskar Cepu Bangkit merasa tidak memiliki informasi yang jelas tentang perusahaan konstruksi mana yang bertanggung jawab atas proyek ini, berapa detail biaya maupun waktu pelaksanaannya. 

Para pekerja konstruksi mengerjakan proyek Terminal Tipe A Cepu pada sisi utara
Para pekerja konstruksi mengerjakan proyek Terminal Tipe A Cepu pada sisi utara

Menurut ketua LSM Laskar Cepu Bangkit, Hartono, tidak adanya pemasangan plang papan nama informasi di tempat yang mudah terlihat oleh umum membuat proyek Terminal Cepu ini tampak seperti proyek "siluman". Ketidakjelasan ini melanggar prinsip keterbukaan informasi publik yang diatur dalam undang-undang.

Beberapa orang pekerja konstruksi mengerjakan proyek Terminal Tipe A Cepu pada sisi timur
Beberapa orang pekerja konstruksi mengerjakan proyek Terminal Tipe A Cepu pada sisi timur, berdekatan dengan exsavator yang sedang dioperasikan.

Dugaan Pelanggaran Keselamatan Kerja dan Kesehatan

Selain masalah transparansi, keamanan dan keselamatan kerja juga menjadi fokus perhatian. Ketua LSM LCB menyatakan bahwa para pekerja tidak menggunakan peralatan keselamatan yang memadai. Padahal, undang-undang dan peraturan terkait kesehatan dan keselamatan kerja telah ditetapkan untuk melindungi para pekerja. 

Dugaan pelanggaran keselamatan kerja ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan dan kesehatan para pekerja. 

Seorang pekerja konstruksi melakukan finishing struktur bangunan Terminal Tipe A Cepu sisi selatan pertengahan Mei 2024
Seorang pekerja konstruksi melakukan finishing di ketinggian pada struktur bangunan Terminal Tipe A Cepu sisi selatan pertengahan Mei 2024

Tanggapan yang Jelas dari Pihak Terkait

Penanggung jawab proyek, yang mengidentifikasikan diri sebagai Agus Terminal, asal Surabaya, yang mengaku bekerja atas nama PT Apro, ketika dihubungi Wartawan melalui WhatsApp, Jumat (17/05/2024), Agus memberikan klarifikasi terkait transparansi dan masalah keselamatan kerja yang dipertanyakan oleh pihak LSM Laskar Cepu Bangkit.

Para pekerja konstruksi mengerjakan proyek Terminal Tipe A Cepu sisi selatan pertengahan Mei 2024.
Para pekerja konstruksi mengerjakan proyek Terminal Tipe A Cepu sisi selatan pertengahan Mei 2024.

Menurut Agus Terminal, dia dan para pekerjanya hanyalah sebagai penerus dari pelaksana lama yang bernama "Pak Tri". Masih menurut Agus Terminal,  oleh pelaksana lama, papan proyek telah dipasang di 'bedeng' (direksi keet : red) di depan Terminal Cepu. Namun karena direksi keet tersebut dirasa mengganggu progress pekerjaan, maka oleh para pekerjanya dibongkar. Dan karena merasa dikejar dengan target volume pekerjaan, sehingga pihaknya tidak memperhatikan tentang papan proyek tersebut. 

Pekerja erection sedang mengerjakan item proyek pembangunan Terminal Tipe A Cepu pertengahan Mei 2024.
Pekerja erection sedang mengerjakan item proyek pembangunan Terminal Tipe A Cepu pertengahan Mei 2024.

Sedangkan tentang persoalan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja, Agus Terminal yang berasal dari Surabaya ini mengaku, "Untuk keselamatan kerja itu, semua kita pakaikan rompi Pak, helm, nggak tahu dari teman-teman dari Pak Martono itu foto lagi atau gimana, saya kurang tahu Pak, yang namanya orang itu juga ada lelah, dilepas gitu lho Pak, panas dilepas, nanti dipakai lagi, semua pakai keselamatan kerja Pak."

Salah seorang pekerja konstruksi Terminal Tipe A Cepu di atap gedung utama pertengahan Mei 2024.
Salah seorang pekerja konstruksi Terminal Tipe A Cepu di atap gedung utama pertengahan Mei 2024.

Namun, dari investigasi, Wartawan tidak menemukan adanya papan proyek dan pekerja yang memakai perlengkapan safety seperti helm, rompi, sebagian besar tidak menggunakan sepatu, bahkan para pekerja berisiko di ketinggian tidak disertai dengan safety belt