3,5 Tahun Masa Jabatan Arief Rohman, Sebuah Jejak Perjalanan Sang Bupati Blora
Berita Blora,- Pada hamparan suasana yang senantiasa berubah, waktu berjalan dan terus saja melangkah. Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, memasuki sebuah periodisasi sejarah yang tak semestinya. Masa jabatan yang semula tertulis berlangsung lima tahun, kini terpotong hanya menjadi 3,5 tahun. Seperti daun yang jatuh sebelum waktunya, ada banyak hal yang belum sempat terselesaikan, namun jejak langkah yang ia tinggalkan telah meretas jalan menuju harapan.
Dengan segala keterbatasan waktu, sang doktor yang juga Bupati ini tak menyerah pada ketidakpastian. Pembangunan jalan rusak di Blora telah menjadi salah satu takdirnya, sebuah pekerjaan rumah yang berat namun tak mungkin dihindari. Rp 1,2 triliun lebih telah dicurahkan, untuk menyulam kembali jalan-jalan yang rusak, membuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik.
" Kami belum bisa menyelesaikan seluruh PR pembangunan jalan memang. Ke depan, dalam rangka pembangunan berkelanjutannya, kami tetap akan memprioritaskan pembangunan jalan yang hingga saat ini belum tersentuh," ucapnya dengan hati yang sarat makna pada Sabtu (14/9/2024). Namun, tekadnya tak goyah. Pembangunan berkelanjutan menjadi janji yang terpatri, meski masa jabatannya memang jelas tak genap.
Jalan yang Terbentang di Tengah Waktu yang Terbatas
Dalam hitungan angka, jalan yang rusak di Blora memerlukan anggaran sekitar Rp 3 triliun. Dengan keterbatasan APBD Blora, yang hanya mampu menyediakan Rp 200 hingga Rp 300 miliar setiap tahunnya, inovasi menjadi kunci. Bupati Arief Rohman, yang akrab disapa Mas Arief, tak gentar. Ia menyusun strategi, mencari tambahan anggaran, seperti seorang pengembara yang mencari air di tengah gurun sahara. Pinjaman bank, bantuan provinsi, hingga hibah daerah, semuanya ia raih demi Blora yang lebih cerah.
Namun, waktu tak berpihak padanya. Jabatan yang dipotong menyisakan banyak mimpi yang tertunda. Dalam perjalanannya, ia merenungi nasib, saat kepala desa mendapat tambahan waktu, ia justru terpangkas begitu saja. Namun, meski dalam keterbatasan masa jabatannya, prestasi Arief Rohman tak dapat diabaikan. Blora telah berubah, meski perjalanan ini sebenarnya sangat susah.
Prestasi di Tengah Badai Keterbatasan Masa Jabatan
Dalam tiga tahun, bupati ini telah menyulap 40 km jalan rusak menjadi jalan yang layak dilalui. Seperti tangan seorang tukang kayu yang ahli, ia menyusun konstruksi demi konstruksi pembangunan dengan hati-hati, hingga di tahun 2022, panjang jalan yang diperbaiki meningkat menjadi 116 km. Dan di tahun 2023, melalui lobi-lobi yang ia lakukan, Blora menerima bantuan dana dari pusat, membuka kesempatan untuk membangun lebih banyak ruas jalan. Ruas Randublatung-Getas kini menjadi saksi bisu dari keberhasilan ini, menyambung jalinan hidup antara Blora dan Ngawi.
Pada tahun 2024, angin keberuntungan kembali berhembus. Dua ruas jalan di Blora Selatan, Temulus-Sumber dan Wulung-Klatak, mendapat bantuan pembangunan dari pusat. Seperti embun yang datang di pagi hari, anggaran senilai hampir Rp 50 miliar membasahi tanah Blora, memperbaiki jalan yang rusak dan membuka akses bagi mereka yang terpinggirkan.
Harapan yang Terpatri di Masa Depan
Masa depan adalah misteri, namun Bupati Arief tak pernah ragu. Meskipun hanya 3,5 tahun dari jabatan yang seharusnya 5 tahun, ia berjanji akan terus mengawal pembangunan Blora. Tahun 2025, pinjaman bank sebesar Rp 200 miliar akan dapat gunakan untuk melanjutkan pembangunan jalan, membawa harapan bagi mereka yang tinggal di pelosok desa Kabupaten Blora.
Dalam perjalanan yang singkat ini, prestasi Arief Rohman tak bisa diragukan lagi. Dari pembangunan jalan hingga lobi-lobi strategis dengan pemerintah pusat, Bupati Blora ini telah menuliskan namanya di buku sejarah kabupaten ini. Meski angin waktu terus berhembus, jejak yang ia tinggalkan akan selalu diingat terus.
Bukanlah Akhir Cerita
Masa jabatan 3,5 tahun bukanlah akhir dari cerita. Prestasi Arief Rohman sebagai Bupati Blora telah membuktikan bahwa waktu yang terbatas bukanlah halangan untuk menciptakan perubahan. Pembangunan jalan, lobi-lobi strategis, dan komitmen untuk terus maju menjadi simbol dedikasi dan cinta seorang pemimpin bagi tanah air dan negeri ini. Masa depan Blora masih penuh harapan yang membentang.