GNSTA Jawab Kegelisahan Budayawan Blora Gatot Pranoto Tentang Pentingnya Digitalisasi Arsip
Arsip adalah saksi bisu perjalanan suatu bangsa. Di dalamnya tersimpan berbagai catatan, baik sejarah, administrasi, maupun budaya, yang menjadi pijakan bagi generasi selanjutnya. Budayawan Blora, Gatot Pranoto, pernah menyampaikan keprihatinannya tentang lemahnya kesadaran bangsa Indonesia dalam mencatat dan mengarsipkan peristiwa penting.
"Kelemahan bangsa kita adalah malas menulis dan malas mengarsipkan. Banyak sejarah lokal yang hilang, sehingga generasi penerus kehilangan pijakan untuk belajar dan mengambil pelajaran," ujarnya dalam sebuah diskusi budaya di Blora beberapa tahun lalu.
Menurut Gatot, arsip tidak hanya penting sebagai bukti administratif, tetapi juga sebagai bagian dari warisan budaya yang dapat diceritakan kepada anak cucu. Hal ini mencakup segala aspek kehidupan, mulai dari kegiatan pemerintahan hingga cerita rakyat yang memperkaya identitas lokal.
Digitalisasi Arsip Sebuah Langkah Strategis yang Dinanti
Kegelisahan Gatot Pranoto kini mulai terjawab melalui langkah-langkah konkret yang dilakukan pemerintah, salah satunya melalui Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip (GNSTA). GNSTA adalah inisiatif nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan arsip yang baik, sekaligus membangun sistem kearsipan modern berbasis digital.
Seperti yang terlihat dalam acara GNSTA di Kabupaten Bojonegoro baru-baru ini, pemerintah daerah mulai menyadari urgensi digitalisasi arsip. Pj Sekretaris Daerah Kabupaten Bojonegoro, Djoko Lukito, menegaskan bahwa arsip bukan hanya sekadar dokumen administratif, melainkan catatan sejarah yang menjadi saksi perjalanan pembangunan daerah.
"Arsip ini tidak hanya bentuk fisik, tapi juga bisa disimpan dalam bentuk digital. Digitalisasi ini harus kita mulai karena dapat memudahkan kita mencari arsip di masa depan," kata Djoko.
Peran GNSTA dalam Mendorong Kesadaran Pengelolaan Arsip
GNSTA hadir sebagai respons terhadap kebutuhan mendesak untuk menata arsip dengan lebih baik, terutama di era digital. Gatot Pranoto memuji langkah ini sebagai upaya menjembatani kesenjangan antara pelestarian sejarah dan efisiensi administrasi. Menurutnya, GNSTA tidak hanya menyentuh aspek teknis, tetapi juga membangun kesadaran budaya akan pentingnya arsip.
Tujuan Utama GNSTA
- Meningkatkan Kesadaran
Membuka mata masyarakat, khususnya para pengelola arsip di lembaga pemerintahan, tentang nilai penting arsip sebagai bukti sejarah dan aset informasi yang tak ternilai. - Mewujudkan Tertib Kearsipan
Membangun sistem pengelolaan arsip yang rapi dan sistematis, mulai dari penciptaan hingga pemanfaatan. - Melindungi Warisan Budaya
Memastikan arsip, terutama yang memiliki nilai historis, tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang. - Mendukung Reformasi Birokrasi
Meningkatkan efisiensi administrasi melalui penggunaan teknologi dalam pengelolaan arsip.
Digitalisasi Arsip dan Tantangan Modernisasi
Digitalisasi arsip adalah solusi yang tidak hanya relevan, tetapi juga mendesak di tengah perkembangan zaman. Di era digital, arsip fisik sering kali rentan terhadap kerusakan, kehilangan, atau keterbatasan aksesibilitas. Digitalisasi menjadi jawaban untuk mengatasi tantangan ini.
Manfaat Digitalisasi Arsip
- Aksesibilitas yang Lebih Mudah
Arsip digital memungkinkan dokumen dapat diakses kapan saja dan di mana saja tanpa kendala lokasi. - Perlindungan Data
Arsip digital lebih tahan terhadap risiko kerusakan fisik, seperti kebakaran atau bencana alam. - Efisiensi Administrasi
Mempermudah pencarian dokumen dan menghemat waktu yang biasanya dihabiskan untuk mencari arsip fisik. - Pelestarian Sejarah
Memastikan arsip dengan nilai historis tinggi tetap utuh dan autentik untuk generasi mendatang.
Namun, Gatot Pranoto mengingatkan bahwa digitalisasi arsip bukan sekadar proses teknis. "Digitalisasi arsip membutuhkan komitmen, baik dari segi pendanaan, pelatihan sumber daya manusia, hingga penyediaan infrastruktur yang memadai," ujarnya.
SRIKANDI, sebuah Inovasi Digitalisasi Arsip di Bojonegoro
Salah satu inovasi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro adalah aplikasi Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi (SRIKANDI). Aplikasi ini memungkinkan pengelolaan arsip secara digital, mulai dari surat-menyurat, disposisi, hingga penandatanganan dokumen.
Menurut Djoko Lukito, SRIKANDI telah membantu banyak hal, terutama dalam mempermudah administrasi pemerintahan. "Dengan SRIKANDI, kita tidak lagi terkendala oleh tempat dan waktu. Semua proses bisa dilakukan secara digital, sehingga lebih efisien," jelasnya.
Meskipun demikian, evaluasi terhadap aplikasi ini terus dilakukan. Salah satu aspek yang menjadi perhatian adalah infrastruktur server, yang perlu ditingkatkan agar lebih stabil dan cepat.
Budaya Arsip sebagai Bagian dari Identitas Bangsa
Gatot Pranoto menyoroti bahwa arsip adalah bagian dari identitas suatu bangsa. Tanpa arsip, sejarah mudah terlupakan, dan generasi mendatang kehilangan pijakan untuk belajar dari masa lalu.
Ia menambahkan bahwa arsip juga memiliki nilai filosofis yang mendalam. "Arsip adalah refleksi dari apa yang telah kita capai dan apa yang bisa kita perbaiki. Melalui arsip, kita belajar untuk menjadi lebih baik," katanya.
Arsip juga berperan sebagai alat untuk melindungi hak-hak warga negara. Dokumen seperti sertifikat tanah, akta kelahiran, atau perjanjian hukum, semuanya memiliki nilai yang krusial dalam melindungi hak-hak individu. Digitalisasi arsip membantu memastikan bahwa dokumen-dokumen penting ini tetap aman dan dapat diakses dengan mudah.
GNSTA Sebagai Upaya Kolaboratif untuk Masa Depan
GNSTA tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah, lembaga negara, dan masyarakat luas. Dalam pelaksanaannya, GNSTA berfokus pada enam aspek utama:
- Kebijakan Kearsipan
Menyusun dan melaksanakan kebijakan yang jelas dan konsisten. - Organisasi Kearsipan
Membangun organisasi kearsipan yang efektif dan efisien. - Sumber Daya Manusia
Meningkatkan kompetensi pengelola arsip melalui pelatihan dan pendidikan. - Prasarana dan Sarana
Menyediakan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengelolaan arsip. - Pengelolaan Arsip
Melakukan pengelolaan arsip secara komprehensif dan terpadu. - Pendanaan Kearsipan
Memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk kegiatan kearsipan.
Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Desi Pratiwi, yang hadir dalam kegiatan GNSTA di Bojonegoro, menyampaikan bahwa GNSTA adalah langkah awal menuju tata kelola kearsipan yang lebih baik. "Kami berharap GNSTA dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan dalam mengelola arsip," katanya.
Digitalisasi Arsip sebagai Investasi Jangka Panjang
Gatot Pranoto menutup pandangannya dengan menyebut bahwa digitalisasi arsip adalah investasi jangka panjang yang manfaatnya akan dirasakan oleh generasi mendatang. Ia mengingatkan bahwa meskipun membutuhkan biaya dan upaya yang besar, hasilnya akan sepadan dengan dampaknya terhadap keberlanjutan sejarah dan efisiensi administrasi.
"Digitalisasi arsip bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan mendesak untuk menjaga warisan budaya dan meningkatkan pelayanan publik. Mari kita dukung upaya ini dengan sepenuh hati," tutupnya.
Kesimpulan Sementara
Digitalisasi arsip adalah langkah strategis untuk menjawab kegelisahan tokoh-tokoh seperti Gatot Pranoto tentang pelestarian sejarah. Melalui GNSTA dan inovasi seperti SRIKANDI, pemerintah menunjukkan komitmennya dalam membangun tata kelola arsip yang lebih modern, efisien, dan akuntabel.
Dengan digitalisasi, arsip tidak hanya menjadi dokumen mati, tetapi juga sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi mendatang. Mari kita jadikan arsip sebagai warisan berharga yang terus hidup dan bermanfaat bagi masa depan.