Iduladha 2025 Saatnya Kawasan Cepu Raya Bebas Plastik Demi Lingkungan dan Kesehatan Bersama!
Iduladha 1446 Hijriah sebentar lagi tiba. Momen penuh berkah ini identik dengan kebersamaan dan berbagi daging kurban. Namun, ada satu hal yang sering terlewatkan dan berdampak besar: penggunaan plastik sekali pakai. Sebagai blogger dari Kecamatan Sambong, saya sangat mendukung imbauan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, Bapak Istadi Rusmanto, ST., MM., untuk mengurangi penggunaan plastik. Mari bersama-sama wujudkan Kawasan Cepu Raya yang lebih hijau, mulai dari Kecamatan Sambong, Cepu, Kedungtuban, Kradenan, Randublatung, hingga Jati.
Mengapa Kita Harus Kurangi Plastik Saat Iduladha? Dampaknya Jauh Lebih Serius dari yang Kita Bayangkan!
Pasti kita semua tahu bahwa plastik itu susah terurai. Tapi, tahukah Anda seberapa parah dampaknya? Mari kita bedah lebih dalam:
1. Dampak Buruk bagi Lingkungan: Bencana yang Mengintai Bumi Kita
- Pencemaran Tanah dan Air: Plastik butuh waktu 100 hingga 500 tahun untuk terurai sempurna! Bayangkan, tumpukan plastik menghalangi tanah menyerap air dan sinar matahari, mengurangi kesuburan, bahkan mencemari sumber air kita.
- Pencemaran Laut yang Mengerikan: Indonesia adalah salah satu penyumbang sampah plastik terbesar ke laut. Sekitar 90% sampah di lautan adalah plastik! Ini bukan hanya angka, tapi ancaman nyata bagi ekosistem laut:
- Mengancam Kehidupan Biota Laut: Penyu, ikan, burung laut, dan mamalia besar sering mengira plastik sebagai makanan. Akibatnya? Tersumbatnya pencernaan, kelaparan, luka, hingga kematian. Banyak hewan juga terjerat plastik yang menyebabkan luka parah bahkan amputasi.
- Kerusakan Habitat Laut: Terumbu karang dan padang lamun, habitat penting bagi kehidupan laut, rusak parut akibat tertutup plastik. Cahaya dan nutrisi yang dibutuhkan terhalang, pertumbuhan mereka pun terhambat.
- Tercemarnya Rantai Makanan: Plastik pecah menjadi mikroplastik dan nanoplastik yang tak kasat mata. Partikel-partikel ini masuk ke rantai makanan, menggantikan fitoplankton dan zooplankton, mengganggu populasi ikan kecil, dan pada akhirnya, merusak keseimbangan ekosistem laut.
- Polusi Udara Akibat Pembakaran Plastik: Meskipun tidak direkomendasikan, pembakaran sampah plastik masih sering terjadi. Pembakaran ini melepaskan dioksin dan furan yang sangat berbahaya, mencemari udara, dan memicu berbagai masalah kesehatan serius.
2. Ancaman Serius bagi Kesehatan Manusia: Mikroplastik Mengintai Tubuh Kita!
Ini adalah bagian yang paling mengkhawatirkan. Mikroplastik dan nanoplastik ada di mana-mana, dan dengan mudah masuk ke tubuh kita:
- Jalur Masuk ke Tubuh: Melalui makanan, minuman (termasuk air kemasan!), udara yang kita hirup, bahkan kulit!
- Risiko Kesehatan Serius: Ketika partikel plastik atau bahan kimia berbahaya dari plastik masuk ke tubuh, risiko kesehatan yang muncul sangat beragam:
- Kanker: Senyawa karsinogenik dari plastik dapat memicu berbagai jenis kanker seperti paru-paru, payudara, prostat, dan testis.
- Gangguan Hormonal: BPA dan ftalat dalam plastik dapat mengganggu sistem endokrin, memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko endometriosis.
- Gangguan Pencernaan dan Metabolisme: Mikroplastik dapat merusak dinding usus, menyebabkan peradangan, dan memengaruhi penyerapan nutrisi.
- Gangguan Pernapasan: Partikel mikroplastik di udara dapat terakumulasi di paru-paru, memicu asma, PPOK, dan sesak napas.
- Penyakit Jantung dan Stroke: Beberapa penelitian menunjukkan mikroplastik dapat membentuk plak di pembuluh darah, meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
- Kerusakan Sel dan DNA: Paparan jangka panjang dapat merusak sel, bahkan menyebabkan kerusakan DNA dan mutasi genetik.
- Reaksi Alergi: Mikroplastik juga berpotensi memicu reaksi alergi.
Solusi Ramah Lingkungan untuk Iduladha di Kawasan Cepu Raya
Melihat bahaya plastik yang begitu besar, Bapak Istadi Rusmanto dari DLH Blora dengan tegas mengimbau masyarakat untuk mencari alternatif. Beliau menegaskan bahwa arahan ini sejalan dengan surat edaran dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Kita mengikuti arahan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang telah mengeluarkan surat edaran terkait pengurangan penggunaan plastik sekali pakai saat pelaksanaan kurban. Jadi, diimbau penggunaan kantong plastik dapat diminimalisir, sebab bisa menimbulkan sampah yang merusak lingkungan," kata Istadi Rusmanto pada 4 Juni 2025.
Lalu, apa solusinya? Mudah saja! Gunakan wadah alternatif yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang.
"Untuk warga Blora bisa menggunakan bungkus daun jati, daun pisang yang mudah didapatkan. Atau seperti besek (wadah dari anyaman bambu) dan wadah non-plastik lainnya. Hal ini bertujuan untuk menekan volume sampah plastik yang kerap meningkat usai Iduladha," tegas Istadi.
Beliau juga mengingatkan, "Dimungkinkan kantong plastik sekali pakai mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), yakni zat karsinogen. Kantong plastik berwarna, terutama hitam, kebanyakan berasal dari proses daur ulang yang tidak diketahui riwayatnya. Bisa saja itu berasal dari bekas wadah pestisida, limbah rumah sakit, limbah logam berat. Jelas ini mengandung bahan berbahaya."
Mari Bergerak Bersama untuk Iduladha yang Berkah dan Berkelanjutan!
Sebagai masyarakat Kawasan Cepu Raya, mari kita jadikan Iduladha 2025 ini sebagai momentum untuk perubahan positif. Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, kita tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga melindungi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan seluruh masyarakat.
Mulai sekarang, persiapkan diri dengan wadah-wadah ramah lingkungan. Sebarkan informasi ini ke tetangga, kerabat, dan teman-teman Anda. Mari kita buktikan bahwa Kawasan Cepu Raya peduli terhadap lingkungan dan kesehatan!
Semoga Iduladha tahun ini menjadi bagian dari kampanye ramah lingkungan yang berkelanjutan. Apakah Anda siap untuk Iduladha bebas plastik?