"Sambong Rasa" Resmi Digelar, Bikin Pertanian Makin Diminati dan Aspirasi Warga Tersalurkan!
Gila sih, hari ini Selasa (17/6) di Balai Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, program kece "Sambong Rasa" resmi diluncurkan! Ini tuh inovasi keren banget buat nyerap aspirasi warga, terutama dari tokoh masyarakat, pemuda, sama perwakilan ibu-ibu secara langsung. Tujuannya jelas, biar nggak ada lagi yang galau karena nggak melek teknologi, terus aspirasi mereka bisa jadi dasar buat kebijakan pembangunan. Bonusnya, sektor pertanian juga diharapkan makin banyak yang minat, lho!
Kades Sambongrejo, Heru Prayitno, langsung kasih sambutan hangat. Doi sih udah feeling kalau "Sambong Rasa" ini bakal sukses, mirip kayak program "Blora Menyapa" dulu yang juga bikin perubahan positif di desanya. Emang beda tipis sih tata caranya.
"Sambong Rasa": Jembatan Komunikasi Lintas Generasi!
Camat Sambong, Sunarno, S.Sos., M.Si., pas pembukaan acara langsung blak-blakan. Kata doi, salah satu goal utama "Sambong Rasa" ini ya buat jadi jembatan bagi para sesepuh yang mungkin belum terlalu ngeh sama teknologi informasi. "Selain buat menjembatani para tokoh yang mungkin masih ada yang nggak akrab dengan teknologi informasi, acara Sambong Rasa juga bisa dijadikan momen yang baik bagi lintas sektoral untuk mensosialisasikan program-program terbaru dari instansinya," jelas Pak Camat.
Pokoknya, acara ini pengen banget bikin komunikasi dua arah yang asyik, biar aspirasi warga beneran nyampe dan bisa jadi dasar bikin kebijakan yang on point.
TNI Hadir Ngawal Program dan Buka Peluang Karir!
Eh, nggak cuma itu, Koramil Sambong juga ikutan hadir lho! Diwakili sama Bataud Iptu Rahtama, mereka update soal program Makanan Bergizi (MBG) yang udah jalan sejak awal bulan. Sayangnya, baru 7 desa yang ke-cover. Desa Giyanti, Temengeng, sama Sambongrejo sendiri masih agak susah dijangkau karena akses ke beberapa sekolah dari Dapur Umum MBG lumayan challenging. "Bulan depan, kami usahakan seluruh desa di Kecamatan Sambong sudah ter-cover semua," janji Pak Rahtama. Semoga lancar jaya ya!
Buat kalian yang muda-muda di Sambong pengen berkarir di TNI, ini nih kesempatan emas! Koramil Sambong siap kasih konsultasi, bahkan pelatihan buat calon prajurit. Gas keun!
Gabah Diurusin TNI, Jagung Gimana Dong?
TNI juga ikutan ngawal pembelian gabah dari petani buat disalurkan ke BULOG, harganya sekitar Rp 6.500,- per kilo. Tapi, kata Pak Rahtama, yang penting gabahnya udah ditaruh di pinggir jalan yang bisa dilewatin truk BULOG. Biar nggak ribet ngangkutnya.
Terus pas sesi tanya jawab, tiba-tiba Parwoto, tokoh masyarakat setempat, nyeletuk nanya, "TNI ngurusin jagung juga nggak?" Soalnya banyak banget petani jagung di Sambongrejo yang masih jual ke tengkulak. Sayangnya, Pak Rahtama ngaku kalau urusan jagung, mereka nggak memfasilitasi penjualan ke BULOG.
Nah, di sini Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sambong, Yeni, langsung ambil mikrofon. Doi jelasin kalau TNI emang fokusnya ke beras, kan itu komoditas utama Ketahanan Pangan Nasional. Kalau jagung, diserahin ke POLRI. Terus, BULOG Blora juga belum bisa nerima jagung dari petani. Yeni nanya ke Parwoto, berapa harga jagung basah di bawah? "Rp 4.000,-," jawab Parwoto. "Harga segitu udah bagus," kata Yeni. Emang sih ada wacana harga jagung BULOG bisa nyampe Rp 5.500,- per kilo, tapi itu buat jagung kering dengan kadar air 14%. Warga yang denger langsung pada geleng-geleng, "Apa perlu digawe marning dulu?" sambil ketawa. Susah juga ya, bikin jagung sekering itu!

Benih Bantuan "Misterius" dan Diskusi Makin Hangat!
Janurman, mewakili pemuda tani Sambongrejo, juga punya unek-unek. Doi nanya ke Bu Yeni kenapa benih bantuan dari DP4 Blora tiap tahun ganti-ganti dan kualitasnya nggak konsisten?
Bu Yeni langsung ngejelasin, itu semua karena pembelanjaan barang dari dana bantuan benih dari DP4 harus ngikutin e-Katalog. Nah, kadang para pengusaha itu kalau benihnya terbukti bagus di lapangan, mereka malah hapus produknya dari e-Katalog. Katanya sih itu wajar, karena harga di e-Katalog cenderung lebih rendah dari harga pasaran. Hmm, ada-ada aja ya!

Diskusi jadi makin hidup dan seru banget! Pak Camat Sunarno seneng banget sama pola komunikasi dialogis dua arah kayak gini. Abis itu, acara dilanjutin sama pemaparan dari Puskesmas Sambong, terus para pendamping dari Kementerian Sosial, dan diakhiri sama Kantor Urusan Agama Kecamatan Sambong.
Acara kelar pas jam 11.45 WIB. Kalau ada pertanyaan yang udah mengerucut jadi usulan dan belum bisa diselesain di acara ini, bakal disampein sebagai rekomendasi ke institusi di atasnya secara berjenjang. Keren kan? Semoga aspirasi warga Sambongrejo beneran terwujud ya!