Mahasiswa UNNES, Andik Subeno, Jadi Inspirasi Nyata Pembangunan Desa Gadu Lewat Rehabilitasi Jalan Usaha Tani

Andik Subeno, mahasiswa UNNES sedang berdiri di depan sekelompok petani di area jalan tani lingkungan desa Gadu

Blora,- Inisiatif luar biasa datang dari Andik Subeno, seorang mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) sekaligus warga asli Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora. Andik berhasil mengimplementasikan program Rehabilitasi Jalan Usaha Tani (JUT) melalui skema swakelola berbasis kelompok tani di desanya, sebuah langkah nyata yang kini menuai apresiasi.

Program ini merupakan bagian dari tugas pemberdayaan masyarakatnya, namun Andik tak sekadar menjalankan kewajiban akademis. Ia langsung terjun ke lapangan, membimbing para petani untuk secara mandiri memperbaiki dan merawat jalan-jalan vital yang mereka gunakan untuk mengangkut hasil pertanian. Semangat gotong royong dan kemandirian menjadi kunci utama keberhasilan program ini.

"Ini bukan hanya tentang jalan yang bagus, tapi juga tentang bagaimana masyarakat bisa mandiri dan bergotong royong dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri," ujar Andik dengan antusias.

Dampak Positif dan Validasi dari Hayat Institute

Rehabilitasi JUT ini memberikan dampak langsung yang signifikan pada peningkatan ekonomi petani. Dengan akses jalan yang lebih baik, biaya transportasi hasil panen dapat dipangkas, waktu tempuh menjadi lebih cepat, dan kualitas produk yang sampai ke pasar pun terjaga. Pada akhirnya, ini secara langsung meningkatkan pendapatan petani. Lebih dari itu, program ini berhasil menumbuhkan semangat kebersamaan dan kemandirian yang kuat di antara warga Desa Gadu.

Keberhasilan Andik menarik perhatian Hayat Institute. Bertempat di sekretariatnya, Cepu, pada Kamis (10/7/2025), Ahmad Rouf, Ketua Hayat Institute, memberikan validasi penuh atas keberhasilan program yang diinisiasi Andik.

"Apa yang dilakukan Andik Subeno ini adalah contoh nyata keberhasilan pemberdayaan masyarakat berbasis inisiatif lokal. Ia berhasil menjembatani ilmu dari bangku kuliah dengan kebutuhan riil di lapangan," ungkap Ahmad Rouf. "Program seperti ini bukan hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga membangun kapasitas dan mental kemandirian masyarakat."

Andik Subeno, Mahasiswa UNNES pada tugas proyek kemanusiaannya

Rekomendasi Apresiasi untuk Andik Subeno

Melihat dampak positif dan keberlanjutan semangat yang ditularkan Andik, Ahmad Rouf merekomendasikan agar Pemerintah Kabupaten Blora dan pihak Universitas Negeri Semarang memberikan apresiasi khusus kepada Andik Subeno.

"Pemkab Blora bisa memberikan penghargaan resmi sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi nyata Andik terhadap pembangunan desa. Selain itu, memfasilitasi publikasi atas kisah inspiratifnya ini agar bisa menjadi contoh bagi pemuda dan mahasiswa lainnya di seluruh Blora," saran Rouf.

Tidak hanya itu, Rouf juga menambahkan, "UNNES pun selayaknya memberikan apresiasi akademik atau non-akademik atas dedikasi Andik. Mungkin melalui beasiswa, kesempatan studi lanjut, atau pengakuan dalam kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Ini akan memotivasi lebih banyak mahasiswa untuk terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat seperti Andik."

Inisiatif Andik Subeno menjadi bukti konkret bahwa kolaborasi antara akademisi, masyarakat, dan dukungan pemerintah dapat menciptakan perubahan positif yang signifikan dan berkelanjutan. Kisahnya diharapkan menjadi dorongan bagi generasi muda untuk tidak ragu terjun langsung dan membawa dampak nyata bagi daerahnya.