“Malam-Malam Tanah Tiba-Tiba Mretak”, Cerita Warga Nglajo yang Harus Tinggalkan Rumah Demi Selamat
Ketika Retakan Kecil Berubah Jadi Ketakutan Besar
BLORA – Buat sebagian warga Lingkungan Nglajo, Cepu, Senin pagi kemarin bukan cuma soal hujan deras atau tanah lembek biasa. Mereka bangun dengan rasa was-was karena rumah yang selama ini jadi tempat paling aman, tiba-tiba berubah jadi ancaman.
Salah satu warga, Pak Suyitno, cerita kalau retakan di depan rumahnya awalnya sekecil garis rambut. “Awalnya cuma kayak retak biasa, Mas. Tapi kok lama-lama lantainya mulai turun. Kursi aja goyang sendiri,” katanya sambil nunjuk bekas retakan yang kini lebarnya udah hampir satu tangan.
Retakan kecil itu—yang biasanya orang anggap “ah nanti juga hilang”—berubah jadi alarm real-time yang bikin warga harus sadar tanahnya beneran bergerak.
Bu Patmi Sakit, Nggak Bisa Jalan, dan Harus Dievakuasi
Kisah paling bikin ngelus dada datang dari Bu Patmi, warga yang sedang sakit strok. Dengan kondisi tubuh lemah, beliau nggak mungkin bisa lari cepat kalau tanah tiba-tiba ambruk.
Anaknya cerita, “Kami panik banget, Mbak/Mas. Rumah udah miring, suara kayu kayak ‘krek-krek’ gitu. Ibu nggak bisa jalan. Untung ada Polsek Cepu yang bantu angkatin ibu ke rumah saudara.”
Proses evakuasinya berlangsung cepat dan penuh tekanan. Tapi yang bikin terharu, tetangga-tetangga ikut bantu tanpa mikir dua kali. Jiwa gotong royong itu kerasa banget—kayak energi lama yang dulu sering kita dengar dari cerita orang tua, dan ternyata masih hidup sampai sekarang.
Tenda Posko Jadi “Rumah Sementara” yang Disyukuri
Sejak tanah geser makin parah, warga yang rumahnya udah nggak aman mutusin buat pindah sementara ke tenda posko di halaman Gereja GKJ Nglajo.
Di posko, suasananya campur aduk. Ada yang ngobrol pelan sambil ngopi sachet air panas, ada anak-anak yang masih bingung karena suasana beda dari biasanya, ada ibu-ibu yang cuma bisa menatap kosong rumah mereka dari kejauhan.
“Ya sedih, Mas. Tapi gimana lagi. Yang penting anak-anak aman,” kata Ibu Siti yang rumahnya masuk kategori rusak berat.
Malam pertama di posko katanya agak susah tidur. Bukan cuma karena dingin, tapi juga karena suara tanah retak yang masih terdengar dari kejauhan. “Kayak bumi lagi ngambek,” kata salah satu pemuda sambil mencoba bercanda untuk mencairkan suasana.
Kedatangan Kapolres Bikin Warga Merasa Dipedulikan
Bagi warga, kedatangan Kapolres Blora AKBP Wawan Andi Susanto kemarin pagi terasa seperti tanda bahwa mereka nggak sendirian. Beliau nyapa satu-satu warga, nanya kondisi rumah, dan memastikan mereka aman di posko.
“Seneng sih, Mas… berasa diperhatikan. Soalnya kalau cuma lihat rumah retak tiap hari ya bisa stress,” ujar Pak Budi, sambil nerima paket sembako yang baru dibagikan.
Kapolres juga ngasih semangat ke warga agar nggak takut ngungsi. “Malah salah kalau nekat pulang duluan,” katanya ke beberapa bapak-bapak yang sempat ragu mau ninggalin rumah.
Tetap Berat, Tapi Warga Nglajo Memilih Selamat
Dari obrolan sepanjang hari, ada satu benang merah semua warga cuma pengin selamat.
Rumah bisa dibenerin, barang bisa dicari gantinya. Tapi nyawa? Ya jelas nggak ada duanya.
“Kalau sekarang disuruh pilih antara jagain rumah atau jagain keluarga, ya jelas keluarga, Mas,” kata salah satu ibu dengan mata berkaca-kaca.

