Skandal Pelantikan ASN, BKD Blora Dituding Main-main dengan Promosi Jabatan
Blora,- Dari investigasi yang dilakukan Persdigi, terkuak fakta memprihatinkan: tidak satupun ASN yang diangkat pada pelantikan 22 Maret 2024 di BKD Blora menerima berkas resmi seperti Berita Acara Pelantikan atau Surat Penghadapan.
Pelantikan Berantakan di BKD Blora
Pada 22 Maret 2024, BKD Blora menyelenggarakan upacara pelantikan dan pengambilan sumpah/janji jabatan bagi 22 ASN. Namun, skandal pun terjadi ketika pada 30 April 2024, seluruh promosi jabatan dibatalkan.
Dampak Psikologis dan Keresahan
Reaksi dari para ASN yang dipromosikan pun bermacam-macam. Aktivis dari Gerakan Nasional Penanggulangan Korupsi (GNPK) Blora, Sunawar Eko Saputra, mengungkapkan keprihatinannya terhadap beban psikologis yang dialami oleh para ASN tersebut.
"Wajar, sebagai manusia, mereka yang dipromosikan telah mengadakan syukuran sebagai bentuk sosialisasi dan ungkapan terima kasih pada Tuhan karena telah mendapatkan anugrah berupa kenaikan jabatan," ujar Eko.
"Tapi begitu mereka diturunkan dari jabatannya lagi dalam waktu yang hanya sebulan, hal itu akan menimbulkan pertanyaan pada keluarga, pada masyarakat, pada lingkungan kerja, yang cenderung mendegradasi karakter para ASN yang mendapatkan promosi tersebut," ungkapnya kepada Persdigi.
Tudingan Terhadap BKD Blora
GNPK Blora menyuarakan kekecewaannya terhadap tindakan BKD Blora yang dinilai main-main dalam pelantikan dan promosi jabatan. Mereka menuntut tanggung jawab dari pihak terkait atas kerugian yang dialami oleh para ASN.
"Pertanyaannya sekarang, bagaimana bentuk tanggung jawab pihak BKD Blora terhadap para ASN yang mendapatkan promosi jabatan tersebut? Bahkan sekarang kami bertanya-tanya, apa motivasi pihak BKD Blora sampai terkesan mempermainkan, iseng melantik, mempromosikan ASN dan kemudian menjatuhkannya lagi pada posisi semula," ucap Eko GNPK dalam nada retoris.
Pertanyaan yang Menggantung
Para aktivis juga mengajukan pertanyaan tajam terkait motif di balik pembatalan promosi jabatan. Apakah ada kepentingan tertentu yang tidak terungkap? Pertanyaan-pertanyaan ini menuntut klarifikasi dari pihak berwenang.
"Apakah mungkin ada sesuatu dibalik semua ini? Dan jelas semua ini perlu ditelusuri motifnya, jangan sampai tata cara Pemerintahan dibuat gambling hanya karena kepentingan menyenangkan hati seorang wanita, misalnya," pungkas Eko GNPK sambil tertawa.